script> var linkMagzSetting = { menuSticky : true, relatedPosts : true, jumlahRelatedPosts: 4, relatedPostsThumb: true, infiniteScrollNav : true, tombolDarkmode : true, scrollToTop : true, fullwidthImage : true, bacaJuga : true, jumlahBacaJuga : 3, judulBacaJuga : "Baca Juga", showHideTOC : true, judulTOC : "Daftar Isi", tombolPesanWA : true, judulPesanWA : "Pesan via WhatsApp", nomorWA : 6285729848098, teksPesanWA : "Halo admin. Saya mau pesan", };

Cerita Motivasi: Ibu Kau Segalanya Bagiku

Hai para reader, Sebenarnya cerpen ini sudah saya buat bulan lalu guys, tapi baru saya share sekarang, tak apalah ya hihihi. Cerpen tema nya tentang Ibu, next time pengen buat The Story of Love hehe, semoga aja bisa kesampaian ya.. selamat membaca. Ambil baiknya buang jelek nya.



Cerpen Ibu
Hati Suci Ibu

Aku bahagia dan bersyukur mempunyai ibu yang sungguh luar biasa ini. Sebelumnya perkenalkan nama saya Sakhi . Sekarang umurku beranjak dewasa 22tahun, tetapi masih bersifat manja kepada ibu karena dialah satu-satunya wanita berharga yang kumiliki. Benar sekali aku adalah anak tunggal dari wanita cantik nan bidadari yakni ibu kandung ku yang biasa disapa Lestari.

Dari dulu ibu selalu memperlakukan ku lembut dengan kasih sayang, sopan santun, sabar dan sekarang terbukti aku tumbuh menjadi remaja yang baik. Ibu tidak pernah memarahi ku sekalipun tidak, walaupun dulu aku ingat sekali, kejadian di waktu aku duduk di kelas 6 SD. Sepulang sekolah aku langsung bermain bersama teman-teman ku hingga sore hari tanpa pulang kerumah dahulu, sesampainya dirumah dengan pakaian sekolah ku yang sudah kotor dan tanpa rasa bersalah.

“Ibu, aku pulang”. (tidak ada sautan sama sekali, akhirnya ku lihat kamar ibu dan kucari sosok ibu di setiap sudut rumah). Ternyata ibu tak ada, kufikir ibu hanya kewarung saja. Kemudian aku bergegas mandi. Tak lama terdengar suara ibu yang memanggil ku.

“Sakhi, nak kamu sudah dirumah?” (suara ibu yang terdengar sedikit lirih)

Aku menjawab, “iya ibu sakhi disini”. (Beranjak keluar dari kamar)

Seketika ibu langsung memeluk ku erat. Dan kemudian berkata “nak darimana saja kamu?” (sambil menatap ku penuh dengan ke khawatiran).

“Maafkan aku ibu, tadi aku bermain bola bersama teman-teman” (kupeluk ibu kembali sambil menangis). Ibu terdiam dan hanya mengelus rambutku.

Walaupun ia tidak bilang kepada ku, tapi aku tahu ibu dari tadi mencari ku, karena kumelihat wajah ibu yang kelelahan. Kemudian aku bertanya kepadanya. “Ibu kenapa tadi tak memarahi ku?”

“Karena ibu hanya terlalu khawatir saja” jawab ibu dengan senyum khas cantiknya.

“Lain kali pulang dulu kerumah ya sayang, ganti baju dan makan siang dulu, setelah itu kau boleh main, tetapi bergegaslah pulang sebelum mulai senja” lanjut ibu menasehati, tetap dengan gaya bicaranya yang lemah lembut. Aku hanya mengangguk mengiyakan. Sejak kejadian itu, aku tak pernah membantah apa nasehat ibu.

Aku sosok lelaki yang tak bisa melihat ibu kesepian apa lagi sekarang waktu ku yang terbuang banyak di kantor. Ibu berjasa sekali dalam hidup ku, dia lah yang bersusah payah mencari nafkah dengan ikhlas berperan sebagai ibu sekaligus ayah dikeluarga kami. Sampai aku bisa bersekolah tinggi


menyelesaikan studi ku hingga lulus sebagai sarjana muda. Aku bersyukur terlahir dari sosok ibu yang luar biasa. Dan kini waktu nya aku yang membalas semua jasanya, walaupun sebanyak apapun uang yang kuberikan kepada ibu tak akan cukup membalas semua jerih payah nya selama ini.

Suatu hari aku bertanya kepada ibu mengenai seorang ayah. “Bu, sebenarnya ayah dimana?” (sambil kuletekan kepala ku dipangkuannya).

Dari dulu aku tidak pernah mau bertanya tentang ayah, karena aku terlalu kecil untuk tau tentang hal itu dan aku tidak mau ibu bersedih. Dulu tanpa ku tanya ibu pernah bilang bahwa ayah pulang dan tak kembali bersama keluarga nya dikota, aku hanya mengangguk mengiyakan. Sekarang aku sudah dewasa, aku pasti menerima apapun cerita ibu.

Sambil mengelus kepala ku yang ada dipangkuan nya, layaknya anak yang sedang mendengarkan dongeng ibunya sebelum tidur. Ibu mulai bercerita dengan mengawali kata-kata yang membuat ku penasaran.

“Tolong maafkan ibu mu ini ya nak” dengan deraian air mata yang jatuh kepipi lembut nya.

Dan aku lagi-lagi hanya mengangguk mengiyakan dengan mata ku yang sedikit berkaca-kaca.

“Dahulu ibu terlahir dari keluarga yang kaya raya, dengan pendidikan yang baik, orang tua yang penyayang.” Lanjut ibu bercerita, masih dengan sisa air mata di pipi nya.

“Ibu di sekolahkan sampai selesai kuliah nak, dengan prestasi yang baik, membuat bangga kedua orang tua, sampai ibu bisa bekerja di salah satu perusahaan impian ibu. Ibu adalah anak terakhir dari tiga bersaudara, semua saudara ibu adalah laki-laki dan ibu satu-satu nya anak perempuan mereka”. Ibu menjeda cerita dengan menatap wajah ku.

“Entah kenapa ibu menjadi anak yang kasar dan tak tahu aturan, setelah ibu mengenal beberapa teman kerja ibu di kantor. Pulang selalu malam, jika libur kerja ibu berfoya-foya menghambur-hamburkan uang. Sampai akhirnya ibu di ajak oleh beberapa teman ibu ke salah satu tempat hiburan yang terkenal. Padahal sebelumnya ibu sama sekali tak mengenal dunia seperti itu. Karena penasaran ibu iyakan ajakan mereka. Sampainya disana ternyata ibu di berikan minum-minuman keras yang sebelumnya mereka tak bicara dulu kepada ibu. Ibu fikir itu hanya minuman jus biasa, ternyata bukan.”

“Kemudian ibu mabuk?” tanya ku penuh rasa penasaran.

Ibu hanya mengagguk dan kulihat tatapan matanya yang kosong.

Kembali ibu bercerita. “Setelah kejadian itu ibu tak ingat apa-apa nak. Paginya ibu terbangun sudah ada di dalam kamar. Kemudian orang tua ibu bertanya apa yang telah terjadi, kenapa aku bisa pulang dalam keadaan seperti itu. Ibu menjawab dengan santai tanpa rasa bersalah. Bahwa ibu hanya bersenang-senang


saja. Kedua orang tua ibu sudah tak bisa berkata-kata lagi. Kemudian mereka keluar dari kamar dan meninggalkan ibu sendiri. Beberapa hari setelah kejadian malam itu, ibu mengulang kembali kejadian yang sama nak, ibu kembali ke tempat itu. Sampai ibu benar-benar mabuk dan tak ingat apa-apa lagi, ketika ibu bangun, tak ada sehelai kain pun menutupi badan dan tiba-tiba sudah berada di sebuah hotel mewah.” Lanjut ibu dengan isak tangis nya yang semakin menjadi.

“Kemudian ibu pulang dan menghubungi salah satu teman yang bersama ibu di tempat hiburan tersebut. Ibu bertanya kepadanya siapa laki-laki yang mengantarkan kehotel malam itu sewaktu ibu mabuk berat, dengan santai dia menjawab teman laki-lakinya yang ibu sama sekali tak mengenal nya. Sontak ibu amat sangat marah kepada mereka, tapi apalah daya sudah terjadi seperti ini”. Terdengar suara ibu yang semakin lirih. Dan akupun terdiam menyimak cerita ibu tanpa memutusnya.

“Beberapa minggu kemudian dari kejadian malam itu, ibu merasa tak enak badan, mual dan pusing. Pergilah ibu kedokter seorang diri, karena orang tua ibu yang sudah menyerah tak mau lagi menasehati. Dengan gejala yang ibu rasakan, dokter bilang kalau ibu telah mengandung. Ibu kaget bukan kepalang nak. Tanpa pikir panjang, ibu pulang kerumah dan membereskan beberapa baju dan dokumen-dokumen penting yang sekiranya bisa dimanfaatkan. Ibu kabur dari rumah nak, tanpa sepatah katapun untuk kedua orang tua. Hanya secarik kertas tertuliskan maafkan anak mu ini yang telah mengecewakan kalian, tulisan yang ibu tulis dengan bercucuran air mata dan penyesalan yang mendalam. Akhirnya ibu putuskan untuk membesarkan mu di kota yang jauh dari kelahiran ibu, yakni kota kecil ini nak. Atas kejadian itu ibu tak pernah berfikir menyalahkan orang lain, justru ibu menyalahkan diri sendiri dan menyesali perbuatan yang tak patut untuk di contoh. Ibu berusaha sekuat tenaga untuk membesarkan mu dengan sangat baik, berusaha bisa menjadi ibu yang kau banggakan nak, semoga dengan ini ibu bisa menembus semua kesalahan ibu yang lalu.” Sambil menangis ibu menciumku mengakhiri cerita ini.

Ibu berkata “maafkan ibu nak” dengan isak tangis yang sebelumnya tak pernah aku dengar sesedih ini.

Aku pun terdiam membisu tanpa kusadari air menetes membasahi pipi ku dan ku peluk erat wanita berharga yang telah berjuang selama ini dalam hidup nya.

Setelah mendengar cerita ibu. Aku mengerti betapa berat nya ibu menanggung cerita ini seorang diri. Aku sama sekali tak membenci ibu, seburuk apapun masa lalunya, aku tetap menyayanginya,tetaplah anaknya dan tetap berusaha untuk membahagiakannya. Karena itu semua bukan keinginan ibu hidup seperti ini, tapi ujian dalam hidup ibu yang harus ibu lalui.

Sehitam apapun masa lalu yang telah menggores cerita hidup seseorang, pasti akan kembali suci ketika ia berusaha memperbaiki semuanya.

Sekian. Terimakasih

Tidak ada komentar untuk "Cerita Motivasi: Ibu Kau Segalanya Bagiku"